1.
Dalam urusan kedermawanan dan
membantu orang lain, Jadilah seperti sungai.
Mengalirkan air secara terus menerus tiada henti tanpa mengharap
kembali. Jadikan kebaikan Anda juga hendaknya selalu mengalir kepada orang lain
tiada henti, tanpa mengharapkan sebuah pujian ataupun imbalan selain dari Nya (Allah
Swt).
2. Dalam kebaikan, kepedulian dan kemuliaan atau keindahan, Jadilah bagai matahari.
2. Dalam kebaikan, kepedulian dan kemuliaan atau keindahan, Jadilah bagai matahari.
Selalu memberi kehangatan pada yang menerima sinarnya.
Senantiasa berbuat baik, memikirkan orang lain, dan mengutamakan hubungan yang
indah dan memuliakan orang lain.
Dalam sebuah sya’irnya yang terkenal adalah:
Dalam sebuah sya’irnya yang terkenal adalah:
“Dengan hidup hanya sepanjang tarikan nafas jangan tanam apa-apa
kecuali cinta”
Maknanya adalah bahwa hidup ini hanya persinggahan jangan
tinggalkan kebencian tetapi tanamkan cinta sebanyak-banyaknya untuk orang
disekitar kita. Berikan kehangatan kepada siapa saja tanpa diskriminasi.
Bukankah setiap manusia tidak suka akan kebencian.
3. Dalam upaya menutupi kejelekan orang lain, Jadilah seperti malam.
3. Dalam upaya menutupi kejelekan orang lain, Jadilah seperti malam.
Gelap, menyebunyikan apa yang seharusnya (bisa) tampak di mata
orang lain. Ini menjadi perumpamaan bahwa sebagai manusia harus menutupi
aib saudaranya. Artinya, kita tidak pernah mengungkapkan keburukan orang lain
akan tetapi justru menutupinya.
4. Dalam keadaan marah dan merugikan orang lain, Berlakulah bagai orang mati.
4. Dalam keadaan marah dan merugikan orang lain, Berlakulah bagai orang mati.
Dingin, tak bergerak, diam. Maknanya kita selalu
menahan amarah dan tindakan yang membahayakan orang lain.
5. Dalam hal kesederhanaan dan kerendahan hati, Jadilah bagai bumi.
5. Dalam hal kesederhanaan dan kerendahan hati, Jadilah bagai bumi.
Bumi selalu menempatkan dirinya dibawah, meskipun terkadang
dirinya lebih baik dari langit. Sebagai manusia biasa yang penuh kekurangan,
tiada hal yang dapat kita sombongkan termasuk dengan ilmu yang kita milik.
Bukankah ada 3 tingkatan orang berilmu. Pertama, orang berilmu yang dengan
ilmunya menjadikan orang itu merasa pintar. Kedua, orang berilmu yang dengan
ilmunya menjadikan seseorang itu disukai Allah dan dicintai orang (tawadu’).
Ketiga, orang yang berilmu yang menjadikan dirinya semakin tidak tahu apa-apa.
Artinya bahwa kerendahan hati seseorang dapat dicapai salah satunya dengan
ilmu. Jadilah manusia yang penuh dengan kerendahan hati, karena Allah tidahlah
menyukai sifat sombong.
6. Untuk urusan toleransi, Berlakulah bagai lautan.
6. Untuk urusan toleransi, Berlakulah bagai lautan.
Selalu siap menampung semua aliran sungai yang masuk bermuara
kepadanya, luas sekali, dan siap menampung berbagai pendapat yang berbeda.
Jadikanlah perbedaan yang ada sebagai penambah khasanah ilmu
pengetahuan, tetapi tetapkan dalam diri mana yang menjadi pilihan kita dan
menghormati setiap keputusan orang lain.
7. Eksislah sebagaimana adanya, atau jadilah seperti yang tampak pada diri Anda.
7. Eksislah sebagaimana adanya, atau jadilah seperti yang tampak pada diri Anda.
Tidak munafik, atau berpura-pura; berlaku sesuai jati
diri.
Semoga Bermanfaat J
Yes
BalasHapus